JEJAK.NEWS, KOTAMOBAGU– Kick Off yang akan dimulai pukul 19.30 di Singapura Stadium, adalah Final ke 6 bagi Indonesia di Piala AFF/Tiger. Tahun 2000, 2002, 2004, 2010, 2016, Indonesia hanya finish di posisi Runner Up. Thailand dan Kamboja masih menjadi raja Asia Tenggara, sama halnya dengan Vietnam.
Sejak bertemu di Turnamen Merdeka 1957, Indonesia tercatat sudah meladeni Thailand dalam 78 pertandingan. Garuda menang 25 kali, kalah 39 kali, dan seri 14 kali. Perjumpaan di Turnamen Merdeka 1957 itu sendiri berujung dengan kemenangan telak 4-0 Garuda. Namun, Indonesia pernah pula menjalani masa-masa sulit ketika bertempur dengan Thailand. Kekalahan tertelak terjadi di SEA Games 1985. Ketika itu, bermain di Stadion Suphachalasai, Garuda takluk 7 gol tanpa balas.
Final Piala AFF kali ini, Thailand tampil sebagai system’ pertahanan terbaik, karena di 6 laga dihadapi sejak di grup A, Thailand hanya kebobolan 1 gol, lima kali menang dan satu kali seri. Sedangkan Indonesia menjadi tim tersubur dan mengemas 18 gol selama 6 kali pertandingan dan tampil sebagai juara grup B, sama halnya dengan Thailand sebagai juara grup. Sehingga malam ini adalah laga, yang mempertemukan tim dengan penyerang terbaik versus pemain dengan system pertahanan terbaik.
Thailand memang di huni oleh pemain bintang dan sarat pengalaman. Masih ada hampir 6 pemain mereka yang menjadi langganan mencicipi Thailand juara, sementara Indonesia hanya Fachrudin pemain senior dan Victor Igbonefo, yang belum pernah diturunkan. Indonesia justru dihuni pemain muda, dan dianggap miskin pengalaman tampil di liga internasional, apalagi Asean. Sejak awal timnas dianggap tim yang tak pantas lolos ke semifinal, apalagi final. Sin Tae Yong membuktikan dan membuang anggapan itu, Indonesia menahan Imbang Vietnam, menghancurkan Malaysia Dengan skor telak 4-1 dan mematahkan asah tuan rumah Singapura untuk lolos ke Final dengan agregat 5-3, setelah imbang 1-1 Li leg 1 dan menang 4-2 di leg 2.
Mampukah Indonesia menang pada Leg 1 dan membuka peluang untuk juara AFF 2020 yang dilaksanakan tahun 2021 dan akan ditentukan pada tahun 2022, (1 Januari 2022 leg 2).
Saya tetap optimis, karena STY pernah membuat tunduk Jerman di Piala dunia 2002 dengan Skor telak 2-0, dan STY punya banyak strategi untuk menang.
Penulis,
Hamri Mokoagow
