Sachrul Mamonto Mendorong Indonesia Memilih Gerakan Non Blok Sebagai Ketua ASEAN

Boltim, Terkini327 Dilihat

JEJAK.NEWS, BOLTIM– Ini adalah kali pertama Unsrat menggelar seminar yang membahas Prospek Kekuatan Indonesia di ASEAN Tahun 2023 bagi Pengembangan dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah, serta Kemampuan dan Kebutuhan Daerah Perbatasan (Sulawesi Utara) dalam Menghadapinya, yang  melibatkan kepala daerah sebagai Narasumber. 

Hal ini menjadi menarik, ketika pihak penyelenggara mengundang Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto S.sos M.si sebagai salah satu Narasumber dan membahas isu-isu Internasional serta peluang dan tantangan Indonesia saat menjadi Ketua Negara-negara ASEAN. 

Sachrul didaulat untuk menjadi salah satu narasumber duduk bersama dengan Dino Pati Djalal (Director of Foreign Policy Community of Indonesia), Edy Prasetyo (Direktur Eksekutif ASEAN Study Center – Universitas Indonesia), Franky Rengkung, S.IP., MA (Dosen tetap pada Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi)

Dino Pati Djalal sendiri, beliau adalah mantan wakil menteri, kemudian menjabat sebagai Duta besar Indonesia berkuasa penuh di Amerika dan juga menjadi juru bicara presiden di masa pemerintahan SBY.  

Ada beberapa hal menarik yang mengemuka dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, dimana Sachrul dengan lugas mengupas tentang peluang dan tantangan indonesia saat menjadi ketua ASEAN, menurut Sachrul bahwa Indonesia menjadi ketua ASEAN saat dunia sedang mengalami ketidakstabilan, salah satu contoh perang antara rusia dan ukraina yang secara langsung berpengaruh terhadap ekonomi dunia, ketegangan di Tiongkok, serta kudeta militer di Myanmar. 

Ditambah lagi dengan persoalan maha berat di tahun 2023 sampai 2024, Indonesia akan menggelar pemilihan secara serentak untuk menentukan kepemimpinan Negara. 

“Ini menjadi pekerjaan yang berat bagi Indonesia, tapi Indonesia tetap harus mampu menunjukan kemampuannya sebagai negara yang mampu memfasilitasi semua negara-negara anggota ASEAN, serta Indonesia menunjukan sikap netral dan tidak boleh terlibat blok tertentu di negara-negara ASEAN,” kata Sachrul. 

Baca Juga: Sachrul Jadi Pembicara Pada Seminar Pusat Studi ASEAN

Dari sisi peluang ekonomi sachrul juga mengungkapkan bahwa tahun 2017 lalu Presiden Jokowi telah melakukan pertemuan untuk membahas eksport-import ekonomi antara negara philipina dan indonesia dengan cara roll on roll of, General Santos/Davao menuju Bitung yang juga adalah gerbang pasifik dan masuk Alki (Arus Laut kepulauan Indonesia 3). 

Akan tetapi pembicaraan itu terhambat karena adanya birokrasi yang berbelit-belit, sehingga pembicaraan tersebut menemui kegagalan, menurut Sachrul hal ini harus diperbaiki lagi mengenai soal aturan dan  regulasi serta birokrasi. Tak hanya itu Bupati juga menyinggung soal persaingan bahan kualitas ekspor yang belum bisa bersaing secara internasional dan ini jelas menjadi kendala bagi Indonesia. 

Dr. Michael Mamentu, sebagai ketua pusat studi ASEAN mengungkapkan kehadiran Bupati Boltim yang diundang untuk menjadi narasumber dalam forum tersebut, menunjukkan bahwa yang bersangkutan sangat paham dengan isu-isu Internasional, terutama peran negara-negara ASEAN serta peluang dan tantangan yang harus dihadapi. 

Michael juga mengaku bangga bahwa salah satu muridnya yang kini menjabat sebagai salah satu kepala Daerah di Bolaang Mongondow Raya memiliki wawasan yang luas. 

“Ini adalah ajang untuk menguji intelektual para narasumber terutama Bupati Boltim, karna yang menjadi peserta dan penanya adalah rata-rata para dosen yang bergelar doktor, tapi belia mampu menjelaskan dengan cara yang sangat memuaskan,” tambahnya sembari mengungkapkan bahwa tidak semua kepala daerah memiliki kemampuan dalam membahas Isu-isu Internasional. 

Senada dengan Michael Mamentu dalam forum tersebut, Dr. Femmy Tulusan juga mengungkapkan kekagumannya terhadap mantan mahasiswanya di pascasarjana Unsrat tersebut. 

“Tentu dengan hadirnya Bupati ini merupakan kebangaan kami dosen-dosen di unsrat sebab beliau adalah mahasiswa kami,” ucapnya di ketika dalam seminar.(*).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *