Sachrul Mamonto Di Tetapkan Sebagai Kolano Ki Sinungkudan Tule Molantud Ta Moko Tariangkum

JEJAK.NEWS, BOLTIM – Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sam Sachrul Mamonto S.Sos, M.Si, (SSM) dianugerahi gelar adat ‘Kolano ki Sinungkudan Tule Molantud In Ta Moko Terangkum (Yang Serba Bisa)’ oleh Dewan Adat se- Bolaang Mongondow Raya (BMR).

Penganugerahan Gelar Adat kepada Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto oleh Empat eks Swapraja yang ada di Totabuan, yakni Mongondow, Bolango, Kaidipang dan Bintauna menggelar rembuk melalui Dewan Adat, Longki Mokoginta, S.E. Gobel, J. Buhang, S.Pd., M.Si, Sadli Datunsolang, bertempat di Halaman Rumah Dinas Pejabat Bupati Boltim Desa Tutuyan pada hari Jumat, 10/02/23.

Pada kesempatan itu, SE Gobel, mengatakan penyematan gelar’ adat pada Bupati Boltim sesuai keputusan bersama Dewan Adat se-Bolaang Mongondow Raya nomor surat 001/dewan adat/Mongondow/Bolango/Kaidipang/Bintauna/II/2023.

Tentang pemberian gelar adat, Bupati Boltim “‘Ki KOLANO KI SINUNGKULAN TULE MOLANTUD INTA MOKOTARIANGKUM (yang bisa mencakup, meliputi semuanya),”ujarnya.

Senada yang dikatakan Pemerhati Budaya dan Adat Bolaang Mongondow Raya Sumitro Tegela mengatakan MOKOTARIANGKUM arti serba bisa, memiliki makna mengayomi, merangkul,juga panutan.

“Gelar ini cocok kepada Bupati Boltim karena beliau adalah sosok yang serba bisa di semua hal, apalagi dalam rekam jejak kepemimpinan yang telah berhasil beliau pimpin diantaranya pernah menjabat Ketua KPU se-Bolmong (Termasuk Boltim dan Bolsel), setelahnya pernah menjadi Ketua DPRD Boltim, kemudian menjadi Bupati,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, bupati menyampaikan, rasa terima kasihnya kepada Dewan Adat Empat Ex Swapraja yang ada di bumi Totabuan yakni Mongondow, Kaidipang, Bintauna dan Bolango atas pemberian gelar adat tersebut.

“Waktu memegang tongkat tadi saya berdoa, semoga saya bisa dipantaskan oleh Allah SWT dalam memangku gelar yang telah diberikan ini. Gelar yang tentu bukan hanya sekedar ceremonial tapi menyangkut arti yang sangat mendalam. Apabila seseorang mendapatkan gelar kemudian dia tidak mampu melaksanakan sesuai dengan gelar tersebut maka akan sia-sia pemberian gelar yang diberikan kepadanya. InsyaAllah, Allah Subhana Wata’ala akan memampukan saya sebagai umatnya yang paling rendah untuk bisa mengemban gelar yang diberikan kepada saya, demi masyarakat saya,” ucap Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto.

Bupati juga mengatakan Gelar adat ini bukan hanya disepakati oleh okita saja, tapi ini hasil musyawarah kesepakatan empat swapraja di Totabuan untuk pemberian gelar adat.

“Makanya sebagai bentuk penghormatan saya pada adat dan budaya, saya sangat menjunjung tinggi Adat budaya’ Bolaang Mongondow’ yakni wajib mengenakan baju adat, gelar festival Kabela, festival Jawa, adat Sangihe, Minahasa, dan semua suku yang ada di Boltim.

Ini semua membuat saya harus menjaga amanah yang diberikan. Karena ini merupakan penghormatan pada adat dan budaya di Nusantara,” pungkasnya SSM.

Di Penghujung acara, diadakan pertunjukan seni tarian adat Bolaang Mongondow, Pantung , dan lagi lagi daerah Bolmong.

Turut hadir, Walikota Kota Kotamobagu Ir Tatong Bara, Ketua TP-PKK Boltim Seska Ervina Budiman, Kapolres Boltim, Dandim 1303 Bolmong, Ketua DPRD Boltim bersama adanggota, Kejaksaan Negeri, Tokoh adat Se-BMR, Tokoh Agama, Sekda, Asisten, Staf khusus dan staf Ahli Bupati, Kepala OPD Para Sangadi, masyarakat dan tamu undangan lainnya.(*).

 

 

ADVERTORIAL.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *