Bupati Boltim Perjuangkan Pembangunan Mental Spiritual Generasi Muda Lewat Pendidikan Pesantren

Boltim, Terkini483 Dilihat

JEJAK.NEWS,BOLTIM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Timur (Boltim) di tahun 2022 ini tidak hanya mengedepankan pembangunan fisik atau infrastruktur. Namun, pembangunan mental spiritual khusus bagi anak-anak juga wajib dikedepankan.

Salah satu program dari Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto yang mulai berjalan tahun ini adalah program 1 desa 2 santri, yang sudah ditunangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pondok Pesantren Miftahul Khoir Tebuireng VII Buyat pada 2 Maret 2022 lalu.

“Saya minta kepada para kepala desa untuk terus mensosialisasikan program ini. Namun, karena keterbatasan anggaran, tahun ini setiap desa baru bisa mengirimkan 1 orang anak yang akan menjadi santri di Pondok Pesantren Miftahul Khoir Buyat,” tegas Bupati Boltim Sam Sachrul Mamonto.

Bupati menjelaskan, bahwa setiap santri yang akan mondok di Pesantren dan berasal dari Boltim, biayanya sudah ditanggung oleh Pemkab Boltim selama menjadi santri disana.

“Silakan saja langsung melapor ke pemerintah desa masing-masing, nantinya pemerintah desa yang memiliki kewenangan memilih perwakilan yang akan dikirimkan menjadi santri di Pondok Pesantren. Yang paling utama adalah memiliki surat keterangan tidak mampu yang dikeluarkan oleh pemerintah desa masing-masing,” Terang Sachrul.

Baca Juga: Berikut Nama-nama 79 Pejabat Baru Yang Dilantik Bupati Boltim

Sementara itu, pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Khoir Tebuireng VII Buyat Kyai Abdurrahman Modeong mengatakan, pendaftaran santri baru sudah mulai dibuka pada pekan lalu.

“Pendaftaran santri baru sudah mulai dibuka pekan lalu, nantinya para santri disini akan mengikuti pendidikan formal di Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau setara Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Aliyah (MA) setara SMA,” Ujar Kyai Abdurrahman.

Dia melanjutkan, para santri di Pondok Pesantren ini juga nantinya akan diajarkan berbagai  pengetahuan dan pendalaman tentang agama islam yang berhalangan ahli sunnah wal jamaah sesuai dengan pandangan keagamaan yang dominan di Indonesia.

“Keunggulan Pondok Pesantren kita  adalah pembelajaran Kitab Kuning atau kitab yang dituliskan oleh ulama Salaf dari generasi Tabi’in yang saat ini dipelajari di pondok-pondok pesantren besar di Pulau Jawa,” lanjutnya.

“Kemudian bidang Tauhid yang merujuk ke imam Al Asy’ari dan Maturidi, dalam bidang Fiqih Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan Imam hambali, sedangkan dalam bidang Tasawuf kita merujuk kepada Imam Al Ghazali dan Junaid al-Baghdadi,” jelasnya.

“Untuk para tenaga pengajar (ustadz) disini juga keluaran atau alumni dari Ponpes Miftahul Khoir Tasikmalaya, Pesantren Riyadul Solihin Ciamis,” Terang Kyai Abdurrahman.(*).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *