Aksi Erotis Siswi Viral, Bupati Copot Dua Kepsek

Boltim, Terkini243 Dilihat

JEJAK.NEWS, BOLTIM– Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim) melakukan tindakan tegas atas beredarnya video atraksi erotis peserta drumband yang kurang baik ditonton oleh masyarakat pada pertandingan drumband untuk siswa SD-SMP se-Boltim pada 15 Agustus lalu, dengan melakukan pencopotan kepada dua orang Kepala Sekolah yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Dua orang Kepala sekolah yang mendapat tindakan tegas dengan dicopot dari jabatannya adalah Kepala SMP Negeri Daerah Kotabunan, Lutfi Bazmul S.Pd dan Kepala SMP Negeri 3 Tutuyan, Unggu Altje Saroinsong S.Pd. sebagai bentuk pertanggungjawaban jawaban terhadap kejadian tersebut.

Tindakan Bupati tersebut sebagai pembelajaran bagi pihak sekolah agar jangan ada lagi kejadian serupa terulang di masa depan dengan viralnya rekaman video peserta drumband yang menunjukkan tarian erotis di hadapan masyarakat. 

“Viralnya video tarian erotis siswi SMP menjadi sebuah pembelajaran bagi seluruh guru pendidik di Kabupaten Boltim agar lebih menanamkan etika dan moral kepada siswanya,” kata Bupati dengan tegas.

Baca Juga: Soal Aksi Improvisasi Drumband Yang Viral, Kadis Pendidikan Boltim Sampaikan Permohonan Maaf

Kejadian tersebut sangat bertolak belakang dengan agenda Pemkab Boltim yang hari ini sedang gencar-gencarnya mempromosikan budaya dan sejarah serta pariwisata yang ada di Boltim. Dengan adanya kejadian ini tentu dapat merusak citra Boltim dikalangan masyarakat Sulawesi Utara (Sulut). 

“Keputusan ini adalah langkah cepat dari pihak pemerintah daerah. Mungkin persoalan ini hanya dipandang kecil, tetapi untuk dapat memulihkannya butuh proses waktu yang sangat panjang,” kata Bupati.

Bupati menjelaskan bahwa, kejadian ini bukan sepenuhnya kesalahan siswi tetapi Guru juga bertanggung jawab terhadap peristiwa tersebut, karena guru yang mengajarkan siswanya tentang moral, etika dan sopan santun.

“Gurulah yang bertanggung jawab. Kalau guru tidak bisa bertanggung jawab, maka Kepala Dinasnya. Kalau kepala dinas juga tidak bisa, maka Sekretaris Daerah (Sekda) sebagai panglima Pegawai Negeri Sipil (PNS),” terang Bupati.

Beliau mengatakan bahwa sangat menyesalkan dengan adanya aksi tidak terpuji dari siswi tersebut. Apalagi aksi tersebut dipertontonkan kepada masyarakat pada saat momentum peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. 

“Perkembangan teknologi yang semakin maju, pastinya bisa cepat hancur generasi kita bila dibiarkan. Nanti semua kepsek dan guru diberikan Bimtek oleh para Asisten. Tolong diajarkan lagi bagaimana soal perilaku pendidik dan wawasan kebangsaan,” pungkas Bupati.(*).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *