Pembangunan Rumah Sakit Kurang Strategis, Rencana Alih Fungsi Jadi Tempat Bersalin

Boltim137 Dilihat

JEJAK.NEWS, BOLTIM- Bupati dan Wakil Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim), meninjau kesiapan Rumah Sakit Pratama yang berlokasi di Desa Sumber Rejo, Kamis (11/3/2021). Dalam agenda tersebut Bupati dan Wakil Bupati didampingi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boltim, Eko Marsidi.

Bupati dan Wakil Bupati menyoroti tata letak rumah sakit yang sangat dekat dengan jalan raya, sehingga nanti ketika ada pelebaran jalan area rumah sakit akan berkurang. 

“Harus mencari cara agar area rumah sakit tidak ada yang masuk pelebaran jalan. Caranya dengan merubah akses jalan umum menjadi di belakang rumah sakit,” jelas Bupati dalam memproyeksikan pilihan alternatif.

Menurut Bupati, rencana pembangunan rumah sakit sangat tendensius dengan kepentingan politik di 2020 lalu tanpa mempertimbangkan kebutuhan masyarakat yang tinggal di Ibu Kota kabupaten, Kecamatan Motongkad, Nuangan dan Kotabunan. 

“Ini dibangun karena ingin mencari suara di wilayah Kecamatan Modayag bersatu. Bukan atas dasar kebutuhan,” tutur Bupati.

Posisi rumah sakit terlalu jauh dari ibu kota. “Saya tahu awalnya rumah sakit akan di bangun di Kecamatan Motongkad. Tapi mengapa dipindahkan ke Kecamatan Modayag. Padahal kalau di Motongkad akses dari Kotabunan, Tutuyan dan Nuangan lebih dekat. Kan untuk wilayah Modayag bersatu dekat menuju ke RSUD di Kota Kotamobagu,” ujar Sachrul-Oskar.

Menurut Bupati, penempatan posisi rumah sakit perlu mempertimbangkan pasien yang mengidap penyakit asma atau alergi dingin, tidak bisa dirawat di rumah sakit dengan lokasi yang dekat dengan hawa dingin pegunungan sehingga memperparah sakit pasien.

“Rumah sakit ini berada di wilayah dengan suhu di bawah 20 derajat. Tidak memungkin pasien asma dirawat disini, karena akan lebih parah,” lanjut Bupati.

Maka sebaiknya perlu dipikirkan lagi lebih baik rumah sakit tersebut dialihfungsikan jadi rumah sakit persalinan dan untuk RSUD, dibangun lagi di Kecamatan Motongkad. 

“karena sudah di bangun Kami dan Pak Wakil Bupati akan melanjutkan pembangunannya. Nanti kita lihat ke depan apa bisa dialihkan ke rumah sakit ibu dan anak atau tidak,” jelas Bupati.

Kadis Kesehatan saat dikonfirmasi menjelaskan, terkait rencana peralihan ke rumah sakit persalinan masih akan dikaji kembali. 

“Itu baru rencana, karena masih ada proses kajian yang akan dilakukan nanti jika rencana peralihan dilakukan,” tutur Eko.

Diketahui, rumah sakit yang sudah diresmikan Bupati sebelumnya meski belum siap digunakan, menelan anggaran Rp28.850.000. Ditambah biaya belanja alat kesehatan Rp15.000.000. (*).

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *